Dakwah  

Cara bertauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma Wa Sifat



Ceramah Agama
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

 الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

Ikhwanul Muslimin walmuslimat Rahimakumullah

kepada kepada Allah SWT dengan mengucapkan Alhamdulillah. Bersalawat kepada Rasulullah dengan mengucapkan Allahummasalli alaa sayidina Muhammad wa alaalihi wasahbihi wasallim

Judul Ceramah kita adalah PENTINGNYA BERTAUHID YANG BENAR DAN LURUS

(Makassar: Parallunna appassereya ri KARAENG ALLAH TAALAH)

(bugis: perellunna mappaseddie kopuang Allah taalah)

Sangat penting tiap-tipa ummat Muslim memahami dengan benar tentang bertauhid. Karena ini sangat erat kaitanya dengan sikap mengesakan Allah SWT, ini pula membuktikan implemtasi keimanan seorang hamba kepada sang khalid bahwa Allah SWT adalah satu-satanya zat maha sempurna, dalam artian tidak ada satu atau sesuatu apa pun yang bisa menggantikan serta menyerupainya.

Keberadaan manusia di alam ini tauhid sudah  bekalnya sejak awal , sebagai bukti bahwa  Allah SWT telah menciptakan manusia sudah memiliki fitrah keimanan kepada-Nya dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada yang berhak di sembah kecuali Allah SWT. QS. Ar-rum Ayat. 30.

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Dalam hadits nabi juga di terangkan sebagai berikut:

  كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيْمَةِ تَنْتِجُ الْبَهِيْمَةَ، هَلْ تَرَى فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟
“Setiap dilahirkan dengan (bekal) fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana halnya yang dilahirkan oleh hewan, apakah kalian melihat pada anaknya ada yang terpotong telinganya?  (HR. al-Bukhari) Dalam hadis ini terdapat tamsil (analogi) bahwa anak hewan itu lahir dalam keadaan telinganya tidak cacat, namun pemiliknyalah yang kemudian memotong telinganya.

Jadi mempelajari tauhid adalah ilmu akidah. Sebagi disiplin ilmu yang menjadi sarana memperluas wawasan dan menjernihkan pemahaman ummat muslim tentang tauhid, jadi sangat penting adanya memamahami secara utuh sikap dan sifat mengesakan Alah SWT.

Jadi Apa itu tauhid Ialah Kesesaan  Allah SWT. Orang bertauhid adalah  memahami sebagai sikap meyakini bahwa Allah SWT Maha Suci, yang tidak memiliki kekurangan sedikit pun, seperti yang dimiliki oleh makhluk hidup ciptaannya. meyakini kebenaran seluruh ajaran Allah SWT yang diturunkan dan disebarkan oleh para Rasul-Nya ini juga adalah atauhid. Ini adalah bagian maknah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

Nah Ketika ummat islam sudah memahami tauhid dan menjadi undang-undang dalam hidupnya, maka orang tersebut sudah mampu menjadi pribadi yang baik, ikhlas dan bersyukur terhadap ketentuan Allah SWT kepadanya, ini juga tercermin dalam pengamalan secera khaffah, dalam artian pengamalan ajaran islam tidak lagi dipilih-pilih sesuai selerahnya sendiri.

Bertauhid juga bukan hanya keesaan dan kesempurnaan Allah SWT , akan tetapi menyakini terhadap ke Nabian dan Kerasulan Nabi Muhmmad SAW juga wajib di percayai secara sempurnah bahwa segala apa yang menjadi sunnah sunnah Nabi Muhammad SAW pada hakekatnya semuanya kebenara dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW hanya mencotohkan dan menjabarkan perintah dan larangan Allah SWT.

Ikhwanul Muslimin walmuslimat Rahimakumullah

Ilmu tauhid jaga bisa di sebut uzhul (dasar Bergama) Dalam pejelasan mengenai macam-macam tahuid penulis akan menjabar kedala 3 Bagian ini menurut ibnu Taimiyah, , yaitu Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa sifat.

Yang pertama Rububiyah

Dalam hal ini kita wajib beriman bahwa hanya Allah SWT satu-satunya Rabb sebagai pemilik, pencipta segala sesuatu, meprakarsai, mengatur keadaan , menjaga , pemelihara, sumber rezeki, asas manfaat, menolak mudharat  . Ini di terangkan  dalam Al-Qur’an  QS. Az-zumar  39:62.

اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۙوَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ

Allahu khaaliqu kulli syai-in wahuwa ‘ala kulli syai-in wakiilun

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” (Az-Zumar 39:62).

Tauhid di atas ini juga di Yakini oleh kaum  musyrikin Quraisy yang di perangi oleh Rasulallah SAW, tauhid ini tidak cukum mengukur ke islam seseorang karena orang non muslim pun mempercayainya

Sebagaimana firman Allah, (Al-Mu’minun: 86-89)

قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Qul man rabbus-samaawaatissab’i warabbul ‘arsyil ‘azhiim(i)

Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?”

سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ

Sayaquuluuna lillahi qul afalaa tattaquun(a)

Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?”

قُلْ مَنْۢ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ يُجِيْرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Qul man biyadihi malakuutu kulli syai-in wahuwa yujiiru walaa yujaaru ‘alaihi in kuntum ta’lamuun(a)

Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui?”

سَيَقُوْلُوْنَ لِلّٰهِ ۗقُلْ فَاَنّٰى تُسْحَرُوْنَ

Sayaquuluuna lillahi qul fa-anna tusharuun(a)

Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?”

(Al-Mu’minun: 86-89)

Ikhwanul Muslimin walmuslimat Rahimakumullah

Selanjutnya yang kedua Tauhid Uluhiyah

Yakni Tauhid Uluhiyah adalah meyakini  ke esahan Allah SWT seutuhnya dari ibadah-ibadah yang dilakukan  baik itu ibadah lahiriya ( dzohir) maupun ibadah batiniya. Yang artinya  kita beriman bahwa  Allah SW tidak ada sekutu bagi-Nya, dan hanya kepada Allah SWT semata-mata menyembah dan minta pertolongan. Ini di kuatkan dalam firman Allah SWT dalam QS. AL-Imran 3:18

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Syahidallahu annahu laa ilaha ilaa huwa wal malaa-ikatu wauuluul ‘ilmi qaa-iman bil qisthi laa ilaha ilaa huwal ‘aziizul hakiim(u)

Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan . Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

(QS. AL-Imran 3:18)

jadi semua yang kita lakukan atau kerjakan, seperti , berdoa,bernazar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut ,dan berbagai macam ibadah lainnya kita lakukan semata-mata karena Allah SWT dan mengesakan Allah SW,  itu berarti kita sudah bertauhid uluhiyah  ini berarti mengesakan Allah SWT dalam segala macam ibadah yang kita kerjakan, juga merupakan konsekuensi dari keimanan terhadap rububiyah ALLA SWT. Jadi inilah inti risalah dakwah para rasul bahwa semua ibdah yang kita lakukan hanya mengharap Ridho Allah SWT semata, ini tauhid yang di ingkari kaum musrikin Quraisy Hal ini sebagaimana yang difirmankan AllaH SWT.

اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ

Aja’alaaalihata ilahan waahidan inna hadzaa lasyayun ‘ujaabun

Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.

“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu Sesembahan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” (Shaad 38:5)

Dalam firman Allah SWT tersebut memperjelas bahwa kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika dari  ibadah-ibadah yang kerjakan untuk Allah semata. walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta alam semesta, akan tetapi mereka ingkar,  oleh Allah dan rasul-Nya mereka adalah oran-orang yang kafir.

Ikhwanul Muslimin walmuslimat Rahimakumullah

Berikutnya yaitu tauhid Asma Wa Sifat

Tauhid ini adalah meyakini bahwa Allah SWT memiliki 99 nama asmaul khusna Beriman bahwa Allah SWT memiliki nama dan sifat baik (asmaul husna) yang sesuai dengan keagungan-Nya yang telah Allah SWT tetapkan di Al-Qur’an dan As-sunah. bertauhid kepada asma wa sifat ini jangan dilakukan dengan adanya tahrif (penyelewengan), ta’thil (penolakan) dan takyif (penggambaran), dan tasybih (penyerupaan).

Untuk membuktikan dan menguatakan pernyataan Allah SWT menerangkan dalam Al-Quran surat Al-Araf ayat 180 sebagai berikut:

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ

Walillahil asmaa-ul husna faad’uuhu bihaa wadzaruul-ladziina yulhiduuna fii asmaa-ihi sayujzauna maa kaanuu ya’maluun(a)

Kepunyaan  Allah SWT lah  asmaulhusna ini , maka iringkanlah dalam setiap lini kita termasuk berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan jangan mengikuti  orang-orang yang berbuat menyimpangan dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat ganjaran terhadap apa yang telah mereka perbuat .  Insya Allah materi yang menerangkan tentang faedah-faedah dari setiap Asmaulkhusna penulis akan muat di blog ini.

“ Imam Syafi’i meletakkan kaidah dasar ketika berbicara tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah sebagai berikut: beriman kepada Allah dan apa-apa yang datang dari Allah dan sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Allah. Aku beriman kepada Rasulullah dan apa-apa yang datang dari Rasulullah sesuai dengan apa yang dimaukan oleh Rasulullah.”

jadi sebagai kesimpulan bahwa ummat islam wajib memahami ilmu pengetahuan tentang konsep konsep yang benar dan lurus dalam bertauhid, jangan sampai salah dalam bertauhid maka berakibat patal segal amal ibadah kita dihadapan Allah SWT, hinggal gagal menjadi ummat yang selamat dan khirat.

Akhirnya penulis mengucapkan selamat dan sukses selalu dalam segala hal dan semua kegiatan kita di nilai ibadah di sisi Allah SWT, aamiin aamiin ya Rabbal alamin Wallahu wa’lam bissawaf

Kebenara datangnya dari Allah bila terdapat , itu dari kehilapan penulis maaf lahir batin.

wabillahi taufiq wassaadah Assalamu alaikum wr, wb.

penulis

JUMANSUR, S.Pd.I