Dakwah  

5 Sifat Penyebab Orang Malas Beribadah Kepada Allah SWT

gambar di ambil dari tanya syariah.com

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ,

 

5 Sifat Menjadikan Orang Malas Dan Lalai Beribdah Kepada Allah SWT

Jumansur.com- Bersukur kepada Allah SWT karena kita masih di beikan nikmat iman dan nikmat Sehat sehingga tetap istiqama di jalan-Nya, Berkah kehadiran Rasulullah kita mampu membedakan yang baik dan buruk, yang haq dan batil semoga cahaya keislaman yang di bawa Rasulullah menyinari kehidupan kita sempanjang masa dunia hingga akhirat. di kesempatan kali ini akan menampilkan uraian tentan 5 sifat yang menyebabkan orang malas beribadah kepada Allah SWT.

Pertama: Memiliki Iman Yang Lemah  أَضْعَفُ الإِيْمَانِ

Keimanan seorang hamba sangat berpengaruh di dalam kesungguhanya melakukan rangkain ibadah kepada Allah, karena keimanannya lemah maka akan di hinggapi sifat malas dalam melakukan ibadah kepada Allah itu menghiasi kesehariannya, karena keimanannya lemah maka pengaruh akan  nafsunya yang menguasai bisikan hati nuraninya sehingga dominan dalam dirinya adalah pengaruh akal yang enggan tunduk dan patuh kepada kebesaran Allah SWT

Kedua:  Kurang Ilmu Pengetahuan Agama dan Tidak Mau   جهلون في علمي الدين

Termasuk juga penyebab malasnya sesorang beribadah ketika dia kekurangan ilmu tentang agama islam dan di tambah lagi tidak mau belajar supaya memilki pemahaman tentang agama islam dan cara beribadah. pada hal menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap ummat muslim, makanya tidak ada alasan lagi untuk tidak mau memiliki ilmu pengetahuan apa lagi zaman sekarang begitu mudahnya memperoleh pengetahuan tentang seluruh masalah-masalah agama islam. mengenai perintah menuntut ilmu ini Allah berfirman dalam Al-qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadalah ayat 11

mengenai menutut ilmu ini , Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Juga bersabdah:

لِاَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ اٰيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ

Artinya: Sungguh sekiranya engkau melangkahkan kaki di waktu pagi (maupun petang) kemudian mempelajari satu ayat dari Kitab Allah (Al-Qur’an), maka pahalanya lebih baik daripada ibadah satu tahun (HR. Muslim)

Dalam hadist lain, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتّٰى يَرْجِعَ. (رواه الترمذى)

Artinya: Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang kembali.” (HR. Tirmidzi).

Ke Tiga: Terlalu Cinta Dunia   حُبُّ الدُّنْيَا

Terlalu cinta kehidupan dunia membuat sesorang memiliki sifat malas dalam beribadah kepada Allah, mereka lebih mengutamakan pekerjaan urusan dunia di bandingkan mengerjakan kewajibanya beribadah kepada Allah, bahkan sekin cintanya terhadap dunia takut hartanya berkuran jadi tidak mau berbagi, pergi pagi mulang malam hanya mencari semacam kerjanya hanya mencari kenikmatan dunia semata makan tidur bersenang-senang akibatnya ibadah kepada Allah sudah di lupakan, tentang hubbu dunnia ini Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hadid: 20 sebagai berikut:

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam dan keturunan, seperti yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.(QS. Al-Hadid Ayat 20)

Ke Empat: Terlalu banyak dosa ذنوب أكثر

Dalam hidupnya di penuhi dengan berbuat dosa maka bisa berakibat susah beribadah kepada Allah karena terlalu banyak dosa yang dia lakukan, apalagi kalau dia  melakukan dosa maka Allah tidak mengampuninya, kalau dosa yang di kerjakan itu selain dosa sirik maka Allah bisa mengampuninya akan tetapi dosa tersebut membuat orang tersebut susah atau malas beribadah kepada Allah SWT, Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-qur’an surat An-nisa ayat 48

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.(QS. An-nisa;48)

Ke Lima: Tidak Yakin akan Janji-Janji Allah SWT وَعْدَ ٱللَّهِ ۖ

Orang memilki mental tidak yakin atas apa yang Allah janjikan bahwa bagi hamba yang berbuat baik maka sekecil apapun kebaikan yang di buatnya maka Allah akan memberikan balasan kebaikan kepadanya di dunia dan di akhirat, begitupun sebaliknya bukan saja tidak yakin tetang janji perbuatan baik akan di balas kebaikan pula, akan tetapi tidak percaya atau yakin bahwa semua perbuatan jelek akan di balas oleh Allah SWT kejelekannya itu akan menimpanya sendiri walaupun sebesar sarrah, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an    QS. Zalzalah Ayat 7-8

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ/  وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ

Artinya: 7. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya 8.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula(QS. Zalzalah Ayat 7-8)

Juga Allah SWT Berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-An’am Ayat 60 sebagai berikut

وَهُوَ الَّذِىۡ يَتَوَفّٰٮكُمۡ بِالَّيۡلِ وَ يَعۡلَمُ مَا جَرَحۡتُمۡ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَـبۡعَثُكُمۡ فِيۡهِ لِيُقۡضٰٓى اَجَلٌ مُّسَمًّى‌ۚ ثُمَّ اِلَيۡهِ مَرۡجِعُكُمۡ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمۡ بِمَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ

Artinya: Dan Dialah yang menidurkan kamu pada malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. Kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umurmu yang telah ditetapkan. Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS.Al-An’am Ayat 60)

juga Allah berfirman dalam Al-que’an Surat Ar-Rum Ayat 60

فَٱصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ ۖ وَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ ٱلَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ

Artinya: Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.(QS. Ar-Rum :60)

Demikianlah pembahasan ini semoga bermanfaar kiranya di berikan masukan yang membangun agar bisa mendekat kepada kesempurnaan, Sekian Wallahu Wa’lam Bissawaf Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat kami

Jumansur, S. Pd.I