اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا
Mukaddimah
Jumansur.com-Tidak ada kata cape atau bosan apa lagi malas bersyukur kepada Allah SWT karena nikmat-Nya tidak pernah terputus kepada kita semua, sehingga sampai detik ini kita masih berksempatan untuk melakukan berbagai aktifitas. karena cahaya baginda Rasulullah SAW bersinar dalam keseharian kita ummatnya maka kegelapan dan kejahiliaan bisa kita terbebas hingga saat ini, oleh karena itu mari kita besholawat dengan mengucap Allahummasholli washolim wabarik alaihi. Insya Allah di pembahasan artikel dakwa kali ini adalah 4 sifat sumber maksiat dalam islam.
AL AWWAALU: ARRUBUBIYATU
ASTANIYAH: ASYAITHONIYATU
Yakni Attasyabbuhu bisyaithoon: Yaitu sifat ingin menyerupai syaitan,
Jadi sifat ini bisa menjadi sumber perbuatan maksiat, karena syaitan itu akan mencari teman untuk melakukan maksiat, sedikitpun kita tidak boleh lengah, rayuannya lebih manis dari madu. Rayuan syaitan ini pada awalnya kelihtan dan terasa enaknya, kelihatan nikmatnya, nampak manisnya nampak lezatnya, akan tetapi kalau sudah terjun ke dalam ajakan syaitan, maka dia lepas tangan, tidak mau bertanggung jawab kalau manusia sudah binasa atau merasakan akibat dari perbuatannya, kalau mengembalikan ke syaitan dia bilang ANAA BARIIUN MINKA “ Saya lepas, tidak bertanggungjawab dengan perbuatanmu”.
Oleh karena bujukan syaitan ini sangat merugikan dan berdampat merugikan bagi hamba Allah karena bisa menjadi sifat sumber maksiat maka Allah SWT memberikan bimbingan kepada ummat manusia memlalui firman Allah sebagai berikut:
اَلَمۡ اَعۡهَدۡ اِلَيۡكُمۡ يٰبَنِىۡۤ اٰدَمَ اَنۡ لَّا تَعۡبُدُوا الشَّيۡطٰنَۚ اِنَّهٗ لَـكُمۡ عَدُوٌّ مُّبِيۡنٌ
ASTALISTU: ALBAHIIMIYATU
Artinya:Keinginan untuk menyerupai binatan. jadi salah satu sifat manusia yang bisa menjerumuskan dalam kemaksiatan adalah sifat kehewanan, yaitu ingin hidup bebas tanpa adanya aturan atau hukum atau norma-norma yang mengaturnya dalam pergaulang hidup, seperti kebebasan yang berlaku pada binatang.
Jadi kalua manusia jikalau iman dan taqwanya tetap bersamanya maka hidup tetap terjag aman baik dan mulia, akan tetapi kalau itu lepas makan amal sholeh yang mestinya di lakukan akan tergantikan dengan perbuatan yang meyerupai tabiat-tabiat hewan dan ini bisa mengakibatkan bukan saja derarajatnya turung bahkan bisa lebih rendah dari binatang, sebagai mana firman Allah SWT:Surat Al-A’raf Ayat 179
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ
Artinya: Dan bahwasanya Kami jadikan penuh neraka Jahannam kebanyakan dari bangsa jin dan manusia, mereka memiliki hati, tetapi tidak dipake untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, dan mereka memiliki telinga akan tetapi tidak di pake untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat dan rendah lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(QS. Al-A’raf: 179)
ARRABIU: ASSABUYI’ATU
Artinya; Ingin meyerupai Bintang buas: jadi salah satu sifat yang bisa membuat manusia itu berbuat kezholiman kalau memilki sifat Assabuyi’atu atau berkarakter seperti binatang buas, Ia berlaku kejam, meningdas kepada yang lemah,berbuat sholim, menganiaya, ingin menang sendiri,dan segala sifat yang di peragakan oleh binatang buas seperti serigala. kalau keingan manusia ingin di wujudkan dengan sifat seperti binatan buas maka kekejaman akan meraja lela, tidak ada lagi saudara kalu beda pemahaman dan akan menjadi penghalang makan akan tetapi di musuhi. bahakan kalau sudah tidak bisa lagi terkontrol maka akan saling menyakiti hingga berujung pembunuhan.
jadi hindarilah sifat ini dalam hidup kita, isi dengan cahaya agama islam sehingga kehidupan kita tertata dan terjaga tetap aman dan nyaman. dari semua urai di atas bisa kita ambil pelajaran bahwa untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur, sangat penting rohani di di suburkan dan gembleng dengan nilai-nilai agama islam yang benar, agar beribadah dengan ihklas, berakhlaqul karimah yang baik.
Demikialah penjelasan ini semoga membawa manfaat dan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT, Wallahu Wa’lam bissawaf, Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatu.
Hormat Kami,
Jumansur, S. Pd.I