AS-SALAAM

(Yang Maha Pemberi keselamatan)

Pengertian dan makna lafash AS-SALAAM IALAH:

Kata As-salam urutan yang kelima dari 99 Asmaul Husna, memiliki arti yaitu : Dalam Dasar Bahasa Arab  Kata” السلام” as-Salam diambil dari akar kata سلم Salima yang maknanya bermuara pada keselamatan dan keterhindaran dari apapun yang tercela, As-Salam juga dapat diartikan sebagai Maha Pemberi Keselamatan bagi makhluk-Nya, Nama Allah, As-salaamu bermakna juga  bahwa segala sesuatu yang biasa nampak  buruk maupun tercela tidak ada pada-Nya. Demikian pula, dalam segala bentuknya Dialah yang memiliki seluruh kesejahteraan dan keselamatan. Kepada makhluk, asma ini juga memiliki makna bahwa hanya dari Dialah keselamatan dan kesejahteraan dan hanya Dialah yang bisa menyelamatkan dan menghindarkan makhluk dari segala sesuatu yang buruk maupun bencana.

As-salaamu artinya Dzat yang terhindar dari segala kekurangan yang menyelamatkan kaum mu’min dari siksaan atau yang menyelamatkan mereka ke dalam surga. Dengan ibarat lain, Dia yang Dzatnya selamat dari aib (cela) Sifatnya selamat dari kekurangan, dan perbuatan-Nya selamat dari kejahatan mutlaq yang di maksud bagi diriNya, bukan untuk kebaikan yang lebih besar yang di hasilkan dari dalamnya. Berakhlaq dengan sifat menjadi seorang mukmin memelihara lisan dan tangannya dari menyakiti orang lain dan makhluk lain. Jadi Asma Allah SWT Lafash As-Salaam ini memberikan pengetahuan dan membimbingan kepada kita bahawa satu satunya sumber keselamatan dan kedamaian semuanya datangnya dari Allah SWT.

Lafash As- Salaam ini di terangkan baik dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an juga di pertegas dari Hadist Nabi Muhammad SAW.

firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 23 yang berbunyi:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ

Huwa LLahu lazii Laa ilaha illaa huwalmalikulquddusu Ssalaamu

Artinya: “Dialah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Maharaja Yang Maha Suci, Yang Maha Pemberi Keselamatan…..” (QS. Al Hasyr: 23).

Terkait makna As-Salaam ini dalam sebua hadist diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud RA,  Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : كُنَّا إِذَا كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ فِي الصَّلَاةِ قُلْنَا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ مِنْ عِبَادِهِ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ فَقَالَ النَّبِيُّ لَا تَقُولُوا السَّلَامُ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ وَلَكِنْ قُولُوا التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ

dari Ibnullah Berkata: Dahulu, jika kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami mengucapkan: “As-Salâm (keselamatan) bagi Allah dari hamba-hamba-Nya, dan as-salâm atas Fulan dan si Fulan,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mengucapkan as-Salâm atas Allah, karena sesungguhnya Allah itu as-Salâm, akan tetapi ucapkanlah: ‘At-Tahiyât (ucapan selamat), ash-Shalawat (ibadah) dan ath-Thayyibât (pujian) bagi Allah. Salam (keselamatan) serta rahmat Allah, dan keberkahan-Nya atas anda, wahai Nabi. Dan salam atas kita dan hamba-hamba Allah yang shâlih’.” (HR. Bukhari).

Lafash As-Salam  ini juga tersebut dalam sebuah Nabi Muhammad dari sahabat Tsauban sebagai berikut

………… إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاَثًا وَقَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Rasulullah SAW bersabada jika selesai dari shalatnya beristighfar tiga kali dan mengucapkan, “Ya Allah, Engkau-lah as-Salam dan dari-Mu-lah keselamatan. Mahabesar Engkau, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan!” ………(Sahih, HR. )

Sikap meneladani lafash As-Salaam ini ialah

Kalau kandungan Asma Allah SWT As-Salaam ini sudah menyatu pada diri seseorang maka akan Nampak dari prilaku keseharianya, mulai dari memperlakukan dirinya dengan berpakain yang syarih, berpenampilan bersih dan rapi, komsumsi dengan makanan yang halal dan baik, menjaga yang baik kepada sesama dengan bersahabat karena Allah SWT, mencari rezki dengan berpegang teguh kepada kebenaran ALLAH, pekah terhadap lingkungan agar tidak terjadi pencemaran, jadi semua kegiatannya berorientasi kepada keselamatan bersama. Singkat kata bahwa mereka yang memiliki cahaya lafash As-Salam adalah hamba Allah yang selamat dan menyelamatkan.

Tuntunan Berzikir

Barang siapa membaca Yaa Salaam secara rutin setiap hari Insya Allah jasad dan Rohaninya terjaga dari berbagai macam di beri keselamatan dari segala bencana dan musibah,sehingga menjadi orang yang hidupnya.

Barang siapa yang bezikir Yaa SSalaam sebanyak 136x setiap hari insya Allah penyakit yang dia derita akan di sembuhkan oleh Allah, maka macakan juga ini kalau mengujungi orang sakit.

Jika Yaa Salaam dibaca untuk orang yang sakit sebanyak 160 kali, maka dengan izin Allah orang sakit tersebut akan segera disembuhkan oleh ALLAH dari  dideritanya.

yang mencerminkan kandunga As- Salaam

Di ceritakan dalam Riwayat tentang pembebasan kota mekah yang disebut FATHUL MEKAH oleh Nabi Muhammad SAW, peristiwa ini terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 20 Ramadan 8 H. Pembebasan Mekkah (bahasa Arab: فتح مكة, Fathu Makkah),  Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, walaupun Rasulullah pernah di usir secara keras dan pengikut-pengikut Rasulullah di sholimi sedemikian rupa akan tetapi Rusulullah SAW dan para sahabatnya tidak menaruh dendam kepada kaum Quraiys, mala merangkul mereka hidup dalam kedamaian. Inilah contok Asma As-Salaam Allah SWT sudah terpancar dalam diri Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, sehingga keselamatan bersamalah yang dinikmati.

Nantikan Penjabaran yang lengkap di uraian khusus pembahasan Kisah-kisah selanjutnya

Himah kisah

Dengan menerapkan nilai As-Salaam ini dalam kehidupan berbeda dengan keselamatan yang ditapsirkan oleh nafsu masing masing manusia yang cenderum di sisi lain mendapatkan keselamatan akan tetapi di lain sisi mengorbankan pihak lain, di nilai As-Salaamnya Allah SWT ialah merai keselamatan dengan , sejahtera bersama selamat Akhirat. Sebagai kesan pula di kisah itu adalah walaupun kita punya kesempatan dan kemampuan membalas perlakuan jelek masa lalu, maka gantilah dengan kebaikan karena ikhlas kepada Allah SWT.

Demikian penjabaran hikma Keagunan dan keajaiban Asma As-Salaam ini semoga nilai-nilai yang terkandung bisa di terapkan dalam keseharian kita,sehingga tiada henti menebarkan keselamatan, lebih dan kurangnya harap di mafaakan. Sekian Syukran Kastir Wallahu Wa’lam bissawaf

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Di Susun oleh

 

Jumansur, S. Pd.I