1 Hihmah Keajaiban AL-JABBAR di Asmaul Husna Lengkap Dalilnya, Kisah, dan Paedah Zikir

https://www.bing.com/images

الْجَبَّارُ

AL-JABBAR

(Yang Memiliki Mutlak Kegagahan Atau Maha Memaksa/Maha Kuasa)

Pada kesempatan kali ini mari kita bersyukur atas semua nikmat Allah SWT dengan mengucap Al-Hamdulillah. Salam Salawat kepada dan keselamatan pula kepada  keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kepada Tabi’-tabi’in dan kepada kita semua.

Pengertian dan Makna Al-JABBAR

Arti Al Jabbar ialah yang Maha Perkasa., sifat Al Jabbar ini oleh Allah ini dapat digambarkan bahwa Allah adalah  dzat yang sanggup mengendalikan dan mengalahkan siapapun serta tidak ada yang bisa menghalangi semesta dimusnahkan.  Al-Jabbar (الْجَبَّارُ). Juga  memuliki makna adalah Yang Maha Agung, dan bersifat Jabarut yang artinya sifat keagungan.  Dia yang tidak ada satu hal pun bakal terjadi kecuali dalam kekuasaan-Nya dan atas seizin-Nya jualah.

Al Jabbar juga di maknai yang  tertertinggi, apapun yang di firmankan atau yang di kehendaki sudah pasti akan terwujud. Semua mahluk bisa di matikan dan hidupkan kembali. Bisa membolak balikan hati , bisa memyembuhkan dan bisa menyesakkannya apapun kendek-Nya. Dia Allah yang tidak bisa di halangi atau di batasi.

Jadi Al-Jabbar itu kalau di  ringkas maka bermakna Maha Tinggi,Tertinggi, Memaksa,  Ar-Ra`uf yaitu berkasih sayang, Yang menguasai Qalbu, lemah, tidak mampu bisa di atasi serta Dialah yang bisa melindungi

Al-Jabbar menurut bahasa ada tiga makna, yaitu :Berkuasa mengabulkan hajat. Berkuasa Sumber . Berkuasa memaksa dan menundukkan apa pun. Maha perkasa dan maha tinggi yang tidak akan mungkin mampu dicapai oleh mahluk. Al-Jabbar bisa mermakna  juga Yang perkasa, yang kuat, yang gagah.Yang memiliki , yang memiliki kebesaran diri  yang mampu memaksa. Memerintah raja dari segala raja.Yang keras, tidak ada belas kasihannya, dan tidak membutuhkan nasehat. Itu adalah sifat  Maha Memaksa.

Jadi maksud Nama Allah Al-Jabbar ialah : Dia-lah Allah Yang Maha memberbaiki segala yang rusak, Maha penyempurna yang masih kurang, Maha  melengkapi yang belum sempurna, Maha penumbuh segala yang ada. Dia-lah Allah Yang Maha  kehendak pada setiap saat, dan setiap tempat, tidak ada yang dapat menentang kehendak-Nya.

Al-Jabbar juga biasa diberi pengertian adalah sifat Allah SWT maha berkuasa dan yang  maha agung. Dari itu semua bahwa  Allah haq yang tertinggi adalah milik-Nya dalam artian  perintah dan larangan kepada hamba-Nya adalah mutlaq. Jadi sebagai ummat muslim yang berakal sehat wajib tertanam dalam jiwanya bahwa hanya Allah tempat kita wajib takut karena menjauh, hanya Dia yang bisa menolong dan hanya kepadanya berserah diri.

Sikap Keteladanan

Meneladani sifat ini berarti kita wajib yakin bahwa hanya kepada Allah yang bisa memaksa sesuatu yang Allah kehendaki, maka dari itu jadilah orang yang hidup terbebasa dari saling memaksa dan mersa terpaksa melakukan ibadah, jadikanlah kehidpan anda merdeka dari paksa memaksa karena hanya Allah yang memilikinya.

Dalil Yang berkaitan dengan Al- Jabbar

Pertam Allah berfirman dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِكُونَ

Arab Latin: HUWALLAHULLAZIILAAILAHA ILLAAHUWALMALIKUL QUDDUSUSSALAAMUL MU’MINUL MUHAIMINUL A’ZIIZUL JABBAARUL MUTAKABBIRU SUBHAANA LLAHI A’MMAA YUSYRIKUN

Artinya: Dia-lah Allah Yang tiada sembahan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahaperkasa, al-Jabbar, Yang Memiliki segala keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Hasyr: 23)

Dalam Hadis  dari ‘Auf Bin Malik Al-Asyja’iy yang diriwayatkan oleh Abu Daud  Rasulullah SAW Bersabdah:

سُبْحَانَ ذِي الجَبَرُوْتِ وَالمَلَكُوْتِ وَالكِبْرِيَاءِ وَالعَظَمَةِ ) رواه أبو داود – حديث صحيح

Artinya: Maha Suci Allah yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kesobongan dan keagungan.

Makna Al-Jabbar juga di sebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Sa’id bahwa Rasullah SAW bersabadah:

تَكُونُ الْأَرْضُ يوم الْقِيَامَةِ خُبْزَةً وَاحِدَةً يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ

Artinya: Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue dan dibalikkan oleh ‘Al Jabbar’ dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang diantara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar.” (HR. Al Bukhari)

 Tuntuna Berzikir dengan Al-JABBAR

Barang siapa yang mengamalkan Zikir dengan membaca Yaa Jabbaaru sebanyak banyaknya setiap hari secara rutin, maka insya Allah jika dia berhadapan dengan musuh, maka mereka akan bertekut lutut di hadapannya,serta tidak berani melawan.

Barang siapa mengamalkan Yaa Jabbar 226x di baca setiap pagi/sore Insya Allah orang yang memusuhi kita tidak akan berdaya dan akan tunduk atas pertolonga Allah SWAT.

Yang berkaitan dengan Lafash AL-JABBAR

Dalam sebuah Riwayat dikisahkan bahwa seorang yang bernama Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau ini  adalah yatim,  Ibunya meninggal di saat masih balita dan pada usia 4 tahun Ayahnya pun meninggal. Akhirnya kakak kandungnyalah yang mengasuhnya, Beliau dilahirkan pada tanggal 22 sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran sungai Nil di Mesir. Dalam buku beliau bernama asli Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang kebenaranya berasal dari Al-Asqalan, akan tetapi lebih terkenal nama Ibnu Hajar Al Asqalani. Artinya Ibnu Hajar adalah anak batu sedangkan julukan Asqalani di nisbat dari kata ‘Asqalan’, yaitu sebuah almadina berada diwilayah Palestina, yang dekat dengan wilayah Ghuzzah.

beliau tumbuh menjadi remaja yang mandiri penuh dengan mutivasi, rajin, suka kerja keras dan sangat rajin dalam belajar, akhinya beliau pun mondok di sebuah pesantren yang terkenal saat itu, namun sudah bertahun tahun mondok akan tetapi apa yang di harapkan menjadi pintar dalam agama tidak tercapai bahkan bacaan Al-Qur’annya pun tidak pasih dan di tinggal jauh oleh teman seangkatannya, bahkan di ledekin oleh teman-temannya, dengan hati yang sedih beliu memutuskan untuk berhenti mondok di pesantren tersebut dan hendak pulang kerumah kakaknya, . Di tengah perjalanan pulang, di iringi dengan kegundahan hati karena  sekolahnya di tinggalkan , tiba-tiba pun turun dengan begitu lebat, akhirnya beliau melihat sebuah goa dan masuklah di situ bertedu. Di dalam goa inilah Kembali menrenung sendiri tiba-tiba matanya melihat air yang menetes dari atas goa dan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh di atas batu yang membuat  batu itu berlubang, beliau pun langsung terkejut, dalam hatinya bertanya , sungguh luar biasa batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air ini keajaiban. Dengan melihat kejadian itu beliau langsung mengambil bahwa air itu begitu lemah dan mampu melubangi batu yang sangat keras itu, karena air yang menetes sedikit itu berlangsung terus menerus tanpa berubah dan berhenti, disini beliau memutuskan bahwa kita harus terus menerus belajar dengan komitmen istiqoma sedikit demi sedikit belajar, walhasil beliau pun pulang Kembali dan menceritakan apa yang di alaminya di jalan yang membuatnya pulang kepada gurunya, singkat kisah beliau pun berhasil menjadi ulam besar dan jauh melampuai teman-temannya, bahkan belau sudah berhasil dan mampu membuat karya seperti :Syarh al-Misykat, Syarh al-Minhaj yang bernama Tuhfatu,al-Muhtaj bi Syarhi al-Minhaj, Dua Syarh atas kitab al-Irsyad, Syarh al-Hamziyyah al-Bushiriyyah, Ash-Shawa’iq al-Muhriqah ‘ala Ahli ar-Rafdhi wa adh-Dhalali wa az-Zanadiqah, Qawathi’i al- merupakan Syarh dari al-Muqaddimah al-Hadhramiyyah dalam fikih mazhab syafi’I, Syarh al-‘Ubab yang bernama Al-I`ab wa Tahdziru ats-Tsiqat ‘an Akli al-Kaftati wa al-Qat, Syarh sedikit dari Alfiyah Ibnu MalikKaffu ar-Ri’a` ‘an Muharramat al-Lahwi wa as-Sima, Dar al-Ghamamah fi Durri ath-Thailsan wa al-‘Adzbah wa al-‘Imamah, Tanbih al-Akhyar ‘ala Mu’dhalati Waqa’at fi Kitabai al-Wazha`if wa al-Adzkar, Tathhiru al-Jinan wa al-Lisan ‘an al-Haudhi wa at-Tafwah bi Tsalbi Mu’awiyyah bin Abi Sufyan, Al-Qaul al-Mukhtashar fi ‘alamat al-Mahdi al-Muntazhar, Al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra Az-Zawajir ‘an Iqtirafi al-Kaba`ir, Nashihatu al-Muluk, Syarh Alfiyyah, Abdullah Bafadhal al-Haj yang bernama Al-Manhaj al-Qawim fi Masa`ili at-Ta’lim wa al-Ahkam fi, , Syarh Mukhtashar Abi al-Hasan al-Bakri dalam bidang fikih, Syarh Mukhtashar ar-Raudh wa Manaqib Abi Hanifah, Al-Idhah wa al-Bayan lima Ja`a fi Lailatai ar-Ragha`ib wa an-Nishf min Sya’ban, Ithaf Dzawi al-Marwah wa al-Inafah lima Ja`a fi ash-Shadaqah wa adh-Dhiyafah, Mablagh al-Arab fi Fakhri al-‘Arab,  Menurut muridnya, bernama Imam asy-Syakhawi, karya beliau berkisar lebih dari 270 kitab. Ada juga peneliti pada zaman modern menghitungnya, dan dapat kitab karang beliau 282 kitab. Banyak kitab yang berisikan ilmu hadits.

Hikmah Kisah

Pesan keteladan dari  Kisah Ibnu Hajar yang beri gelar Si Anak Batu tersebut sekaligus menjadi  motivasi bagi kita semua orang, bahwa sekeras apapun itu, serumit apapun itu dan bagaimana pun susahnya jika kita kerjakan dengan ikhlas dan kerja kerar dengan tekun istiqama maka insya Allah akan mempermudahnya dan kita akan merai apa yang kita cita-citakan jangan menyerah apalagi putus asa, di mana ada kegagalan itu adalah kesuksasan yang tertunda terulah bergerak maju maka kegagalapun akan sirna baru luar biasa sukses adalah pilihan.

Sekianlah pembahasan kali ini mudah mudahan bermanfaat lebih kurangnya kiranya di maafkan, wallahu wallam bissawaf. Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Hormat kami,

 

Jumansur, S. Pd.I