Khubah  

1 Khutbah Juma’at Bulan Rajab Arti Dan Maknanya

sumber poto alinea berita

Khutbah I

الحَمْدُ لِلهِ, الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ الحَمْدُ لِلهِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ  وَالَليَالِي بِمَزَايَا  وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ  والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ  وَرَسُوْلُهُ  الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ.

اللّهُمَّ صَلِّ  وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ  وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ  وَعَلَى آلِه  وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ . أمَّا بعْدُ،

فيَا أَيُّهَا  النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ

فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:  إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا  فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ  خَلَقَ السَّمَاوَاتِ  وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Ma’asyiran mulimin Jamaah Jumat Rahimakullah wahadaakumullah,

Al-JUM’ATU HIJJUL FUQARAAI WAMASAAKIN WA’IDUL MU’MININ FAISTA SAIDAL KHATIIBU ALALMIMBARI YAKHTUB FALAA YATAKALLAMA MINKUM, FAMAN TAKALLAMA MINKUN FAQADA LAGA WALLAGA FALA JUM’ATALAH (RAWAAHU BUKHARI WAMUSLIM)

Pertama dan utama khatib berwasiat kepada diri sendiri dan kepada kita semua jama’ah, bahwa mari kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. kepada Allah SWT atas nikmat yang kita rasakan setiap saat, bersholawat kepada Rasulullah yang telah menunjukkan cahaya kebenaran dan keselamatan di hingga di akhirat kelak.

Alhamdulillah kita sudah memasuki bulan Rajab. Perjalanan serasa semakin cepat, Entah karena kesibukan atau waktu kita yang kurang berkah. Tiba-tiba saja kita bertambah umur, menjadi baliq, remaja, pemuda, dewasa hingga tua. Tiba-tiba bulan Rajab sudah Kembali bersama kita lagi tahun ini. Setelah ini kita akan menghadapi bulan Sya’ban lalu memasuki bulan suci Ramadhan. sebenarnya, tidak ada istilah kata tiba-tiba, karena berjalan linier seperti lazimnya, yang teras aitu kerena timbul dari perasaan pribadi lantaran sikap abai alias tidak peduli dalam perjalanan waktu itu.

 

Bulan Rajab adalah bulan istimewa. Rajab disebut(الأصب)  “Al-Ashabb” yang maknanya “yang mengucur” atau menetes”. Dijuluki demikian karena begitu derasnya tetesan fadhilah/ pada bulan ini. Dalam sebuah kitab dijelaskan juga yakni  “I‘anatut Thalibin” bahwa “Rajab” merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan / memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan-bulan lainnya.

Julukan lain untuk bulan Rajab ialah Rajam (رجم) yang artinya melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan setan-setan pada bulan ini mendapat kutukan serta dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali sertaorang-orang saleh. Demikian juga bahwa bulan Rajab bisa juga dikenal dengan sebutan “Al-Ashamm” (الأصم) atau artinya yang tuli, karena di bulan Rajab ini tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan .

 

Allah SWT berfirman QS. At-Taubah:36 memasukkan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram alias bulan yang dimuliakan.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah 12 bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. (QS. At-Taubah:36)

Bulan haram yand di maksudkan yaitu empat bulan mulia di luar Ramadlan, yaitu bulan Dzulqa’dah, bulan Dzulhijjah, bulan Muharram, dan bulan Rajab.  Disebut (الأشهر الحرم) Artinya bulan haram,karena pada bulan-bulan tersebut umat dilarang peperangan terjadi.

Dalam sebuah yang riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad dikatakan Rasulullah bersabda:

صُمْ مِنَ الْحُرُمِ

Artinya: Berpuasalah pada bulan-bulan haram.

Dalam kitab Al-Ihya’ Ulumid-Din yang di karam Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi kian bernilai bila dilakukan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah).. Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab juga terkategori al-asyhur al-hurum  di samping bulan Dzulqa’dah, bulan Dzul Hijjah, dan bulan Muharram. Juga Rajab masuk dalam kategori al-asyhur al-fadhilah di samping bulan Dzulhijjah, bulan Muharram dan bulan Sya’ban. Hari- hari yang di maksud utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap minggu dalam sempanjang waktu.

Ma’asyiran mulimin Jamaah shalat Jumat Rahimakullah wahadaakumullah

Di bulan Rajab peristiwa besar dan ajaib ‘ dan mi’raj Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam Keistimewaan bulan Rajab juga terletak pada. Peristiwa ini terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620 M). Itulah momen perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha, yang ditempuh hanya dengan semalam. Dari hasil peristiwa isra’ dan mi’raj ini, umat Islam menerima perintah shalat lima waktu dalam 24 jam atau sehari semalam. Begitu agungnya peristiwa ini sehingga ia diperingati setiap tahun oleh kaum muslimin muslimat di berbagai belahan dunia ini.

Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah SAW memberikanb contoh kepada ummatnya untuk membaca:

اللَّهُمَّ  بَارِكْ لَنَا  فِيْ رَجَبَ  وَشَعْبَانَ  وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya Ya Allah, berkahilah kami semua pada bulan Rajab ini dan juga bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami semua pada .

Khatib mengajak jamaah sekalian terkhusus diri sendiri agar tidak menyia-nyiakan bulan rajab yang agung ini. Dari berbagai keterangan yang disebutkan di atas sebagai isi khutbah, sangat jelas bahwa bulan Rajab memiliki keutamaan lebih dari bulan-bulan pada umumnya atau yang lain. Ia adalah momen yang baik untuk meningkatkan kualitas diri dalam beribadah, baik tentang kedekatan kita kepada Allah jallajalalu (taqarrub ilallaah) maupun perbuatan amal sholeh, kita kepada sesama. Perlu kita pahami bahwa Belum tentu tahun berikutnya kita akan berjumpa dengan merasakan kembali bulan Rajab. Saatnyalah menyisihkan waktu untuk fokus kita kepada bulan mulia ini di tengah kesibukan duniawi kita yang melengahkan itu.

Wallahu a’lam Bissawaf.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ, اَلْحَمْدُ للهِ  عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.

وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ . اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ  وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ  وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا  اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى  يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ  فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً  وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً  وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا  وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ  مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ