Tafsir BASMALAH Menurut Imam malik , Abu Hanifa dan Imam Syafi’i

Al-Qur’an surah Al-Fātiḥah ayat 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

(Makassar, Nasaba  arenna karaeng Allah taalah sarro manngaiya siagan manngamaseanga)

(Bugis, Nasaba Asenna puang Allah Taalah  maladde mappojie nannia mappurannue)

Tafsir

Aku memulai bacaan Al-Qur’an dengan menyebut nama Allah, nama teragung bagi satu-satunya Tuhan yang patut disembah, yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan, Yang Maha Pengasih, Pemilik dan sumber sifat kasih Yang menganugerahkan segala macam karunia, baik besar maupun kecil, kepada seluruh makhluk, Maha Penyayang Yang tiada henti memberi kasih dan kepada orang-orang yang beriman. Memulai setiap pekerjaan dengan menyebut nama Allah (basmalah) akan mendatangkan , dan dengan Allah dalam setiap pekerjaan, seseorang akan memiliki kekuatan spiritual untuk melakukan yang terbaik dan menghindar dari keburukan.

Al-Qur’an surah Al-Fātiḥah ayat 1

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

TAFSIR

Surah al-Fātiḥah dimulai dengan Basmalah (بسم الله الرحمن الرحيم).

Berkaitan tentang Basmalah ini sangat penting menguraikan dengan menampilkan pendapat atau ulasan yang di sampaikan oleh para -ulama terkemuka yang sudah tidak di ragukan lagi penafsiran antara lain sebagai berikut:

Menurut Imam Malik beserta ahli qiraah dan fuqaha (ahli fikih) Medinah, Basrah dan Syam, dan juga pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikut-pengikutnya Basmalah adalah ayat tersendiri, diturunkan Allah untuk jadi kepala masing-masing surah, dan pembatas antara satu surah dengan surah yang lain. Jadi dia bukanlah satu ayat dari al-Fātiḥah atau dari surah yang lain, yang dimulai dengan Basmalah itu. Imam Abu Hanifah, Basmalah itu tidak dikeraskan membacanya dalam salat, bahkan Imam Malik tidak membaca Basmalah sama sekali.

Ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW sebagai berikut:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: ḍصَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ فَكَانُوْا يَسْتَفْتِحُوْنَ بِالْحَمْدِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا يَذْكُرُوْنَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا». (رواه الشيخان واللفظ لمسلم)

Artinya: Dari Anas bin Malik, dia berkata, “Saya salat di belakang Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka memulai dengan al-ḥamdulillāhi rabbil ‘ālamīn, tidak menyebut Bismillāhirraḥmānirrahīm di awal bacaan, dan tidak pula di akhirnya.”(Riwayat al-Bukhārī dan ).

Pendapat Imam Syafi’i beserta para ahli qiraah Mekah dan Kufah BISMILLAH” adalah salah satu ayat dari al-Fātiḥah, dan juga terdapat pada surah an-Naml/27:30, اِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَاِنَّهُ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (النمل/27:30).  Sebab itulah menurut mereka Basmalah itu dibaca dengan suara keras dalam salat (jahar). Untuk menguatkan pendapat mereka maka dalil-dalil yang menjadi rujakan  antara lain Rasulullah saw bersabda:

عَنْ ابن عباس قال: كانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْهَرُ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (رواه الحاكم فى المستدرك وقال صحيح)

Dari Ibnu ‘Abbās, ia berkata, Rasulullah saw mengeraskan bacaan Bismillāhirrahmānirrahīm. (Riwayat al-Ḥākim dalam al-Mustadrak dan menurutnya, hadis ini sahih)

عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ، الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. (رواه أحمد وابو داود وابن خزيمة والحاكم وقال الدار قطنى: سنده صحيح)

Dari Ummu Salamah, katanya, Rasulullah saw berhenti berkali-kali dalam bacaanya Bismillāhirrahmānirrahīm, al-Ḥamdulillāhi Rabbil- ‘Ālamīn, ar-Raḥmānir-raḥīm, Māliki Yaumid-dīn. (Riwayat Aḥmad, Abu Dāud, Ibnu Khuzaimah dan al-Ḥākim. Menurut ad-Dāruquṭnī, sanad hadis ini sahih).

Abu Hurairah berkata, “Saya ini adalah orang yang  paling mirip dengan Rasulullah SAW shalat.” ini beliau katakan setelah usai mendirikan sholat dengan mengeraskan bacaan basmalah. Suatu waktu yang mulia Muawiyah juga pernah shalat Medinah saat itu dia shalat tidak menbaca basmalah dengan keras. Seketika itu para sahabat lain yang hadir disitu memprotesnya. Setelah kejadian itu Muawiyah selanjutnya dia membaca basmalah dengan keras dalam shalatnya.c

Penulisan Basmalah pada permulaan dari surat-surat dalam Al-Quran para sahabat Rasulullah saw telah sependapat,  kecuali surah at-Taubah (karena memang dari semula turunnya tidak dimulai dengan Basmalah) Rasulullah saw juga melarang menuliskan hal-hal yang bukan Al-Qur’an itu mengantisipasi agar tidak bercampur aduk dengan Al-Qur’an, sehingga kata ‘āmīn’ tidak di tuliskan pada akhir surah al-Fātiḥah, oleh karenanya Basmalah itu adalah salah satu ayat dari Al-Qur’an. Dengan kata lain, bahwa “basmalah-basmalah” yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah ayat-ayat Al-Qur’an, lepas dari pendapat apakah satu ayat dari al-Fātiḥah atau dari surah lain, yang dimulai dengan Basmalah atau tidak.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa surah al-Fātiḥah itu terdiri dari tujuh ayat. Mereka yang berpendapat bahwa Basmalah itu tidak termasuk satu ayat dari al-Fātiḥah, memandang:

غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

adalah salah satu ayat, dengan demikian ayat-ayat al-Fātiḥah itu tetap tujuh.

 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Dengan nama Allah” maksudnya “Dengan nama Allah saya baca atau saya mulai”. Seakan-akan Nabi berkata, “Saya baca surah ini dengan menyebut nama Allah, bukan dengan menyebut nama saya sendiri, sebab ia wahyu dari Tuhan, bukan dari saya sendiri.” Maka Basmalah di sini mengandung arti bahwa Al-Qur’an itu wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad saw dan Muhammad itu hanyalah seorang Pesuruh Allah yang dapat perintah menyampaikan Al-Qur’an kepada manusia.

 

kata Allāh

Allah adalah nama bagi Zat yang ada dengan sendirinya (wājibul-wujūd). Kata “Allah” hanya dipakai oleh bangsa Arab kepada Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah, yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Mereka tidak memakai kata itu untuk tuhan-tuhan atau dewa-dewa mereka yang lain.

Membaca Basmalah

Dalam beraktifitas Seorang yang selalu membaca Basmalah di awal kegiatannya berarti dia selalu bersandar kepada  ALLAH SWT ,, sehingga kekuatan Basmalah ini akan tercermin dari setiap aktualisasi perkerjaannya dia selalu mengutamakan di bandikan hasil , maksudnya, bagi siapa yang selalu komitmen memulai sesuatu itu dengan membaca BASMALAH maka akan selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT sehingga pekerjaan dan hasilnya menjadi berkah, bukan saja itu dia selalu mendapat kemudahan dalam menyelesaikan urusan urasannya karena berkah membaca BASMALAH itu terbimbing menjadi hamba yang sukses dunia Akhirat.

 

Pekerjaan yang di anjurkan membaca BASMALAH itu pekerjaan yang tidak melanggar syariat Allah SWT dan tidak pula berpotensi membawa kerugian dan kerusakan atau hanya menguntungkan sepihak saja, maksudnya adalah kalau aktifitas itu memang baik akan tetapi bisa merusak alam sekitarnya maka itu bisa membawa danpat negatif bagi keberlangsungan ummat, itulah lain sisi membawak kebaikan di sisi lain ada yang dirusak dan di rugikan, oleh karena itu Pekerjaan yang di anjurkan di mulain dengan BASMALAH di samping bagus menurut kesadaran manusia juga sesuai syariat agama maka mesti sejalan dengan keselamatan bersama, sehinggan perkerjaannya berhasil dan berkah.

Nabi saw bersabda:

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لَمْ يُبْدَأْ فِيْهِ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ أَقْطَعُ (رواه عبد القادر الرهاوي)

“Setiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan menyebut Basmalah adalah buntung (kurang berkahnya).” (Riwayat Abdul-Qādir ar-Rahāwī).

Demikian tafsir Pejelasan  awal tentang BASMALAH mudah-mudahan kita semua diberikan kekuatan oleh ALLAH SWT sehingga  ini  sudah tertanam dalam kehidupan kita sehatri-hari, syukran kastir atas segalah perhatiannya, harap di beri komentar yang membangun dan mengandun nasehat kebaikan

Wallahu Wa’lam bissawaf

penulis;

Jumansur, S. Pd.i